Puasa atau bahasa Inggrisnya : Fasting bagi umat muslim bukan hal yang
baru, salah satu rukun Islam adalah puasa pada bulan ramadhan. Suatu hal yang menjadi wajib tentunya
memiliki alasan yang sangat mendasar
kenapa Allah SWT menetapkan demikian. Sebagai
salah satu kewajiban dalam agama banyak orang yang melaksanakan puasa hanya
sebagai kewajiban, tanpa menyadari
batapa banyak keuntungan yang akan kita peroleh ketika melaksanakan
kewajiban tersebut dari segi kesehatan.
Berikut ini beberapa penelitian menunjukkan
fakta bahwa banyak organ dalam tubuh kita yang menjadi lebih sehat setelah kita
menjalankan puasa (fasting). Organ-organ tersebut antara lain : Hati, Ginjal, Kulit,
Mata, Lambung, Telinga, Paru-paru.
Sebuah penelitian di Osaka Jepang, tahun 1930,
menemukan fakta bahwa puasa mampu menaikkan kadar Leukosit darah yang berfungsi
sebagai kekebalan tubuh. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa pada hari 1 sampai
kari ke 6 berpuasa tidak terdapat pembentukan sel darah putih yang signifikan,
setelah hari ke 7 sampai 10 penambahan jumlah sel darah putih meningkat pesat.
Penelitian terbaru pada tahun 1997 yang
berjudul Alteration in Lymphocyte Subsets and Pituitary-Adrenal Gland-Related
Hormones During Fasting memperkuat penelitian sebelumnya dengan penelitian
pada pasien ganggan psikosomatik menyebutkan bahwa puasa 7-10 hari dapat
meningkatkan aktivitas NK cell (Natural Killer/ sel pembunuh kuman ) secara
signifikan. Dalam artikelnya situs AntiAging-Europe.com juga
menyebutkan bahwa puasa dapat mencegah dan menyembuhkan infeksi, meningkatkan
kandungan Immunoglobulin dalam tubuh juga monocytes dan lympocyte.
Dr Otto Buchinger, seorang dokter dari Jerman
melakukan penelitian mengenai puasa.
Dalam resepnya dia menyarankan pasiennya menjalankan puasa. Dalam
beberapa hari berpuasa, telah terjadi peruntuhan zat-zat yang mengganggu atau
zat yang menjadikan tubuh sakit misalnya zat-zat asing, nanah, getah penyakit
dsb. Dengan berpuasa bahan-bahan tersebut akan kekurangan makanan sehingga meluruh
dan diambil oleh darah untuk dikeluarkan. Dalam penelitian ini Dr Buchinger
juga menemukan bahwa puasa dapat mempercepat penyembuhan penyakit radang selaput
paru, telinga dan bisul. Selain itu puasa juga menurunkan suhu tubuh sampai 0,5-1
derajat, banyaknya urine berkurang sehingga lebih banyak mengandung darah
(darah kotor yang memang harus keluar). Puasa juga mempengaruhi hati (lever), dimana dengan berpuasa maka
kebuthan energi diambilkan dari glikogen, yang apabila sudah habis akan
diambilkan dari lemak. Hal ini menyebabkan aktivitas empedu meningkat tapi lama-lama akan berkurang. Kandungan empedu
cenderung untuk mengempis dengan cepat sehingga kersik, lendir dan batu-batu
akan keluar bersama dengan kotoran.
Puasa bagi terapi penderita Diabetes sudah
bukan menjadi hal baru, dalam bukunya Dr Bahar Azwar mengemukakan hubungan
puasa dengan kerja kelenjar pankreas. Dimana pada orang yang berpuasa, pada
saat kekurangan energi, otak akan memaksa kelenjar pankreas untuk mengeluarkan
hormon insulin yang dapat mengurai glikogen yang tersimpan. Bila energi yang didapat dari penguraian glikogen maka
lemak yang menumpuk diberbagai tempat (pembuluh darah koroner, bawah kulit, dll) akibatnya kerja
jantung, hati usus dan ginjal akan lebih ringan karena lancarnya suplay
oksigen.
Hal menarik juga pernah dikemukakan Dr Tilden
bahwa puasa dalam jangka waktu yang cukup dapat mencegah timbulnya hampir semua
penyakit akut. Hal tersebut karena dengan berpuasa akan menurunkan akumulasi
toksin dibawah batas toleransi. Puasa mampu membentuk satu kekebalan yang dapat
bertahan dari segala penyakit. Jika pada satu tempat terjadi kasus epidemi
(wabah penyakit), maka dianjurkan kepada masyarakat sekitar untuk segera
berpuasa selama beberapa hari, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
penyebarannya karena puasa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Bahkan menjadi hal yang menarik karena Hipocrates
seorang dokter yang dianggap bapak kesehatan modern mengatakan, “jika kamu
merasa demam, sebaiknya kamu berpuasa”.
Hal senada juga dikatakan oleh Benjamin Franklin, “The best of all
medicines are rest and fasting” (obat terbaik dari segala obat adalah puasa dan
istrirahat). Inti dari sema ini adalah jika kita sakit, maka puasa adalah salah
satu cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi lamanya dan gejala rasa
sakit. Hal ini dikarenakan puasa lebih bersifat detoksifikasi , suatu cara
istirahat kimiawi (chemical rest) bagi organ-organ dalam tubuh.
Sedemikian banyaknya manfaat puasa yang
mungkin lebih banyak keutamaanya yang belum ditemukan manusia. Sehingga puasa
bagi umat Muslim menjadi kewajiban seperti dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah] ayat 183 :
َيَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas umat-umat sebelum kamu, agar kamu bertakwa."
Sedangkan Rasulullah sendiri
bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim : “bahwa puasa itu perisai
(junnah)”. Perisai dalam hal ini dapat diartikan sebagai benteng (yang
melindungi) manusia dari penyakit baik secara jasmani maupun rohani. Misalnya
penyakit sombong, mengumbar hawa nafsu, dan berlebihan (boros).
Demikianlah tidak ada satupun
kewajiban yang tidak membawa kemanfaatan bagi kita, maka wajib pula bagi kita
untuk menjalankannya dengan penuh keiklasan dan rasa syukur.
Anti Aging . 2005. Fasting and Cleansing
Program. www.AntiAging-Europe.com
Azwar Bahar. 2005. Manfaat Puasa Menurut Ilmu
Kesehatan. Tangerang : PT Kawan Pustaka.
Narulita Sari. 2004. Sehat dengan Pasa; dalam
Hidayah.