Pendidikan adalah bekal kita mendapatkan pengetahuan dalam mengarungi kehidupan. IPA adalah bidang pendidikan yang bukan tidak mungkin kita kuasai. Banyak anak jaman now yang merasa kesulitan mempelajari IPA, padahal pelajaran IPA sangat dekat dengan kehidupannya sendiri. Ambil contoh cabang IPA, Biologi misalnya.
Mempelajari Biologi sama juga mempelajari diri sendiri, karena materi yang dipelajari di Biologi adalah tentang mahkluk hidup, dan kita adalah mahkluk hidup. Jadi sama juga kita mempelajari tentang kita sendiri. Setiap hari kita makan, namun kita mungkin belum tahu mengalami proses apa saja makanan tersebut setelah kita kunyah, dsb. Itulah gunanya mempelajari Sistem Pencernaan Makanan.
Lain halnya dengan Biologi, ada cabang IPA yang lain yaitu Fisika. Dalam sehari-hari kita juga sudah tahu kalau kita main layang-layang terus angin yang bertiup kencang maka layang-layang itu akan terbang lebih tinggi, namun mungkin kita tidak tahu mengapa hal tersebut terjadi. Maka perlu kita mempalajari Fisika supaya tahu adanya gaya gesek pada benda, sekalipun terhadap udara.
IPA jelas merupakan pelajaran favorit, maka akan lebih asyik lagi kalau kita lebih dalam mempelajarinya dengan mendapatkan materi tambahan dalam buku ini.
Pemesanan bisa lewat WA di nomor diatas, harga belum termasuk ongkir
Admin RMT Bookstore
Sabtu, 28 Desember 2019
Kamis, 30 Mei 2019
PUASA DAN KESEHATAN MANUSIA
Puasa atau bahasa Inggrisnya : Fasting bagi umat muslim bukan hal yang
baru, salah satu rukun Islam adalah puasa pada bulan ramadhan. Suatu hal yang menjadi wajib tentunya
memiliki alasan yang sangat mendasar
kenapa Allah SWT menetapkan demikian. Sebagai
salah satu kewajiban dalam agama banyak orang yang melaksanakan puasa hanya
sebagai kewajiban, tanpa menyadari
batapa banyak keuntungan yang akan kita peroleh ketika melaksanakan
kewajiban tersebut dari segi kesehatan.
Berikut ini beberapa penelitian menunjukkan
fakta bahwa banyak organ dalam tubuh kita yang menjadi lebih sehat setelah kita
menjalankan puasa (fasting). Organ-organ tersebut antara lain : Hati, Ginjal, Kulit,
Mata, Lambung, Telinga, Paru-paru.
Sebuah penelitian di Osaka Jepang, tahun 1930,
menemukan fakta bahwa puasa mampu menaikkan kadar Leukosit darah yang berfungsi
sebagai kekebalan tubuh. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa pada hari 1 sampai
kari ke 6 berpuasa tidak terdapat pembentukan sel darah putih yang signifikan,
setelah hari ke 7 sampai 10 penambahan jumlah sel darah putih meningkat pesat.
Penelitian terbaru pada tahun 1997 yang
berjudul Alteration in Lymphocyte Subsets and Pituitary-Adrenal Gland-Related
Hormones During Fasting memperkuat penelitian sebelumnya dengan penelitian
pada pasien ganggan psikosomatik menyebutkan bahwa puasa 7-10 hari dapat
meningkatkan aktivitas NK cell (Natural Killer/ sel pembunuh kuman ) secara
signifikan. Dalam artikelnya situs AntiAging-Europe.com juga
menyebutkan bahwa puasa dapat mencegah dan menyembuhkan infeksi, meningkatkan
kandungan Immunoglobulin dalam tubuh juga monocytes dan lympocyte.
Dr Otto Buchinger, seorang dokter dari Jerman
melakukan penelitian mengenai puasa.
Dalam resepnya dia menyarankan pasiennya menjalankan puasa. Dalam
beberapa hari berpuasa, telah terjadi peruntuhan zat-zat yang mengganggu atau
zat yang menjadikan tubuh sakit misalnya zat-zat asing, nanah, getah penyakit
dsb. Dengan berpuasa bahan-bahan tersebut akan kekurangan makanan sehingga meluruh
dan diambil oleh darah untuk dikeluarkan. Dalam penelitian ini Dr Buchinger
juga menemukan bahwa puasa dapat mempercepat penyembuhan penyakit radang selaput
paru, telinga dan bisul. Selain itu puasa juga menurunkan suhu tubuh sampai 0,5-1
derajat, banyaknya urine berkurang sehingga lebih banyak mengandung darah
(darah kotor yang memang harus keluar). Puasa juga mempengaruhi hati (lever), dimana dengan berpuasa maka
kebuthan energi diambilkan dari glikogen, yang apabila sudah habis akan
diambilkan dari lemak. Hal ini menyebabkan aktivitas empedu meningkat tapi lama-lama akan berkurang. Kandungan empedu
cenderung untuk mengempis dengan cepat sehingga kersik, lendir dan batu-batu
akan keluar bersama dengan kotoran.
Puasa bagi terapi penderita Diabetes sudah
bukan menjadi hal baru, dalam bukunya Dr Bahar Azwar mengemukakan hubungan
puasa dengan kerja kelenjar pankreas. Dimana pada orang yang berpuasa, pada
saat kekurangan energi, otak akan memaksa kelenjar pankreas untuk mengeluarkan
hormon insulin yang dapat mengurai glikogen yang tersimpan. Bila energi yang didapat dari penguraian glikogen maka
lemak yang menumpuk diberbagai tempat (pembuluh darah koroner, bawah kulit, dll) akibatnya kerja
jantung, hati usus dan ginjal akan lebih ringan karena lancarnya suplay
oksigen.
Hal menarik juga pernah dikemukakan Dr Tilden
bahwa puasa dalam jangka waktu yang cukup dapat mencegah timbulnya hampir semua
penyakit akut. Hal tersebut karena dengan berpuasa akan menurunkan akumulasi
toksin dibawah batas toleransi. Puasa mampu membentuk satu kekebalan yang dapat
bertahan dari segala penyakit. Jika pada satu tempat terjadi kasus epidemi
(wabah penyakit), maka dianjurkan kepada masyarakat sekitar untuk segera
berpuasa selama beberapa hari, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
penyebarannya karena puasa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Bahkan menjadi hal yang menarik karena Hipocrates
seorang dokter yang dianggap bapak kesehatan modern mengatakan, “jika kamu
merasa demam, sebaiknya kamu berpuasa”.
Hal senada juga dikatakan oleh Benjamin Franklin, “The best of all
medicines are rest and fasting” (obat terbaik dari segala obat adalah puasa dan
istrirahat). Inti dari sema ini adalah jika kita sakit, maka puasa adalah salah
satu cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi lamanya dan gejala rasa
sakit. Hal ini dikarenakan puasa lebih bersifat detoksifikasi , suatu cara
istirahat kimiawi (chemical rest) bagi organ-organ dalam tubuh.
Sedemikian banyaknya manfaat puasa yang
mungkin lebih banyak keutamaanya yang belum ditemukan manusia. Sehingga puasa
bagi umat Muslim menjadi kewajiban seperti dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah] ayat 183 :
َيَا أَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas umat-umat sebelum kamu, agar kamu bertakwa."
Sedangkan Rasulullah sendiri
bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim : “bahwa puasa itu perisai
(junnah)”. Perisai dalam hal ini dapat diartikan sebagai benteng (yang
melindungi) manusia dari penyakit baik secara jasmani maupun rohani. Misalnya
penyakit sombong, mengumbar hawa nafsu, dan berlebihan (boros).
Demikianlah tidak ada satupun
kewajiban yang tidak membawa kemanfaatan bagi kita, maka wajib pula bagi kita
untuk menjalankannya dengan penuh keiklasan dan rasa syukur.
Anti Aging . 2005. Fasting and Cleansing
Program. www.AntiAging-Europe.com
Azwar Bahar. 2005. Manfaat Puasa Menurut Ilmu
Kesehatan. Tangerang : PT Kawan Pustaka.
Narulita Sari. 2004. Sehat dengan Pasa; dalam
Hidayah.
Selasa, 07 Mei 2019
PEMANFAATAN MEDSOS DALAM PEMBELAJARAN IPA
Media Sosial di
Indonesia mulai merebak sekitar awal tahun 2013, seiring dengan mulai
menjamurnya gawai. Sebegitu maraknya sehingga hampir setiap orang memiliki gawai,
termasuk anak-anak yang notabene belum waktunya memiliki dan menggunakannya.
Untuk menyikapi kemajuan teknologi tersebut hendaknya orang tua dan guru dapat
bersikap bijak. Penggunaan gawai semestinya dapat dimanfaatkan sebagai
fasilitas pembelajaran.
Menurut pakar
pendidikan, pembelajaran pada dasarnya adalah perubahan yang bertahan lama
dalam perilaku, atau dalam kapasitas berperilaku dengan cara tertentu, yang
dihasilkan dari praktik atau bentuk-bentuk pengalaman lainnya. Dalam konsep
pembelajaran ini ada 3 kriteria : pembelajaran melibatkan perubahan,
pembelajaran bertahan lama seiring dengan waktu, dan pembelajaran terjadi
melalui pengalaman.
Seorang siswa
dikatakan belajar jika ada perubahan perilaku, misalnya dari tidak bisa menjadi
bisa, hasil akhir biasanya kita ambil sebagai bahan penilaian hasil belajar.
Perubahan tersebut pula seyogyanya bertahan lama, misalnya seorang siswa mampu
meloncat sejauh 3 m, maka apabila diminta mengulangi dia harus bisa
melakukannya lagi. Sedangkan kriteria pembelajaran melalui pengalaman ini
sebenarnya dasar dari teori konstruktivisme, dimana siswa mendapatkan
pengetahuannya dari lingkungan, melalui pengamatan, pemecahan masalah
sehari-hari, dll.
Menurut seorang
pakar pendidikan, Dr. Pamela Phelps, selain memori emosi juga dapat
membantu mengarahkan perhatian siswa dalam pembelajaran. Hal ini juga didukung
oleh Judy Willis, seorang guru sekaligus
neurolog, dalam tulisannya menyatakan
bahwa ada bagian dalam otak yang disebut amigdala.
Ketika seorang siswa merasa tak berdaya dan gelisah, maka amigdala ini akan berada dalam kondisi stress, takut atau terlalu
teraktifkan karena gelisah. Hal ini menyebabkan informasi baru yang masuk ke
wilayah penerima sensor inderawi di dalam otak tidak bisa melewati amigdala
untuk mendapatkan akses menuju sirkuit memori.
Pernyataan
Phelps dan Dr Willis ini menginspirasi penulis untuk bagaimana mengemas
pembelajaran menjadi menyenangkan, bukan sesuatu momok yang menakutkan. Apalagi
penulis mengampu mata pelajaran IPA yang oleh sebagian siswa dianggap sulit.
Prinsip yang ingin ditekankan disini adalah bahwa belajar haruslah sesuatu yang
menyenangkan, dapat dilakukan dengan rileks, dan dekat dengan kehidupan
anak-anak (siswa). Diharapkan pembelajaran yang menyenangkan dapat mempermudah otak dalam menyimpan informasi ke
memori jangka panjang. Dalam artikel ini penulis menggunakan media sosial
Facebook dalam pembelajaran IPA. Facebook ini digunakan untuk mendapatkan feedback dari siswa mengenai daya serap
materi yang telah disampaikan guru berupa pengumpulan artikel setiap akhir KD (Kompetensi Dasar) maupun berupa mind map ringkasan materi yang sudah
diterima siswa. Selain itu guru juga dapat menggunakan fasilitas chatting untuk
membahas materi-materi yang kurang jelas.
Saat ini
facebook merupakan salah satu media sosial yang cukup akrab di kalangan siswa.
Pemilihan facebook sebagai fasilitas pembelajaran didasarkan alasan bahwa
menurut pengamatan penulis, hampir 90% siswa memiliki akun di fb. Dan merekapun
sangat narsis alias suka memposting beberapa tulisan muskipun sekedar
cerita-cerita kecil, foto, dll. Penulis merasa mengapa kita tidak mendekati
siswa dengan sesuatu yang sudah akrab dengan kehidupan mereka, dan yang mereka
sukai. Tugas yang diberikan guru meskipun agak sulit namun apabila hal tersebut
terasa menyenangkan akan dilakukan dengan senang hati oleh mereka.
Syarat pertama
yang harus terpenuhi adalah kita dan siswa yang kita ajar terkoneksi internet
(facebook). Hal ini rasanya tidak terlalu sulit karena hampir semua gawai telah
dilengkapi dengan fasilitas internet dan kemudahan dalam penggunaan kartu (sim card) prabayar yang lumayan hemat.
Syarat kedua adalah memiliki akun Facebook, memiliki grup, dan pastikan semua
siswa tergabung dalam grup tersebut.
Sistem penilaian
yang digunakan guru meliputi isi makalah/tugas (kesesuaian antara apa yang
ditagihkan dan yang dikerjakan siswa), tampilan (khususnya pada tugas mind map), dan ketepatan waktu
pengumpulan (sebaiknya setiap tugas dilengkapi batas akhir pengumpulan,
sehingga siswa terbiasa disiplin dalam pengerjaan tugas). Ketiga penilaian
diatas dilakukan oleh guru, selain itu dapat juga dipertimbangkan penilaian
yang dilakukan oleh teman sendiri. Caranya setelah batas akhir pengumpulan
tugas guru dapat menampilkan hasil karya siswa di posting, siswa lain dapat
mengklik “like” untuk menunjukkan
apresiasi terhadap karya temannya tersebut. Penilaian yang dilakukan teman
hanya sebatas popularitas (subyektif), namun hal ini dapat menjadi semangat
untuk mengerjakan.
Pembelajaran
dengan memanfaatkan media sosial hanyalah suatu sarana, siswa diajak
berdiskusi, mengerjakan tugas namun mereka tetap senang, tidak merasa
terbebani.
-- artikel ini pernah dimuat di media Jawa Pos tgl 17 maret 2019 klik linkPenulis : Esti Widiawati
Langganan:
Postingan (Atom)