Tahun ajaran baru sudah semakin dekat, bapak ibu guru sudah mulai sibuk nyiapin perangkat pembelajaran. Harapannya dapat memberikan sajian pembelajaran yang efektif bagi siswa-siswi. Dalam menyiapkan perangkat pembelajaran yang pertama dicermati tentunya kalender akademik atau sering disingkat Kaldik. Karena dengan kaldik, bapak ibu guru dapat menentukan berapa jumlah hari efektif ataupun pekan efektif dalam satu tahun pelajaran. Penghitungan pekan efektif berguna untuk menentukan distribusi waktu pembelajaran yang berhubungan erat dengan Silabus dan RPP.
Pemerintah sudah mengeluarkan Kaldik 2013 yang berisi rambu-rambu perkiraan Libur, Hari-hari besar nasional, dll. Namun bapak ibu guru dapat mendownload Kaldik 2013-2014 dalam bentuk PDF yang dapat langsung diprint dan dijilid dalam perangkat pembelajaran. Selain Kaldik bapak ibu juga dapat mendownload Hari Efektif Sekolah (HES) dan Pekan Efektif (PE)
Minggu, 07 Juli 2013
Rabu, 03 Juli 2013
FACEBOOK SEBAGAI METODE PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Akhir-akhir ini pendidikan di Indonesia mendapat sorotan yang cukup tajam di masyarakat, hal ini dikarenakan rendahnya mutu pendidikan mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pemerintah menyikapi hal tersebut dengan mengadakan perombakan diberbagai bidang diantaranya ditetapkannya standar kelulusan, peningkatan kompetensi pendidik, sampai yang terbaru diterapkannya kurikulum 2013.
Lepas dari semua itu, pendidikan memang merupakan tugas bersama, antara masyarakat, pemerintah, dan guru merupakan salah satu elemen diantaranya. Namun harus diakui bahwa peran guru cukup vital karena merekalah yang bersentuhan langsung dengan siswa. Sosok guru diharapkan mampu berperan tidak hanya menyampaikan materi namun juga mendekati siswa dari sisi psikologis.
Keterkaitan emosi (rasa happy) dengan penerimaan stimulus erat kaitannya dengan kerja otak, yaitu pembentukan koneksi synaps. Semakin banyak koneksi yang terbentuk maka informasi di otak akan semakin banyak. Pembelajaran dapat berjalan dengan baik ketika siswa memiliki sikap positif dan merasa aman secara emosional (Schunk, 2012 ; 93). Dalam kaitannya dengan hal itu guru perlu mengembangkan metode-metode pendekatan pembelajaran yang asyik dan menyenangkan. Sehingga siswa tidak merasa ada jarak dengan guru, menganggap guru adalah partner, teman diskusi, dan teman curhat (mungkin ?).
Akhir-akhir ini Internet di Indonesia sudah menyentuh hampir semua lapisan masyarakat. Di toko yang menjual handphone misalnya, hampir semua HP sudah dilengkapi dengan fasilitas Internet, utamanya facebook. Guru bisa memanfaatkan media jejaring social ini untuk mendekati siswa, berdiskusi, merangkum materi, mengerjakan tugas, dll. Siswa diarahkan menggunakan fb ini untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, tidak hanya narsis dengan up date status.
Artikel “Pembelajaran Asyik Sambil Facebook-an” menjadi semacam alternative pilihan pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mendekati sisi psikologis siswa. Karena popularitas facebook yang sedemikian besar (hampir 90% siswa memilki akun di FB), hal ini dapat dimanfaatkan oleh guru. Namun perlu ditekankan bahwa jejaring sosial ini hanya bagian dari pembelajaran, bukan menggantikan peran guru. Seorang guru harus tetap hadir dihadapan siswa memberikan pembelajaran secara langsung. Tujuan utama penggunaan jejaring sosial ini adalah didapatkannya informasi (feedback) dari siswa, sehingga guru tahu sampai dimana materi tersebut telah diserap oleh siswa.
Esti Widiawati
Guru SMP N 1 Klambu
Lepas dari semua itu, pendidikan memang merupakan tugas bersama, antara masyarakat, pemerintah, dan guru merupakan salah satu elemen diantaranya. Namun harus diakui bahwa peran guru cukup vital karena merekalah yang bersentuhan langsung dengan siswa. Sosok guru diharapkan mampu berperan tidak hanya menyampaikan materi namun juga mendekati siswa dari sisi psikologis.
Keterkaitan emosi (rasa happy) dengan penerimaan stimulus erat kaitannya dengan kerja otak, yaitu pembentukan koneksi synaps. Semakin banyak koneksi yang terbentuk maka informasi di otak akan semakin banyak. Pembelajaran dapat berjalan dengan baik ketika siswa memiliki sikap positif dan merasa aman secara emosional (Schunk, 2012 ; 93). Dalam kaitannya dengan hal itu guru perlu mengembangkan metode-metode pendekatan pembelajaran yang asyik dan menyenangkan. Sehingga siswa tidak merasa ada jarak dengan guru, menganggap guru adalah partner, teman diskusi, dan teman curhat (mungkin ?).
Akhir-akhir ini Internet di Indonesia sudah menyentuh hampir semua lapisan masyarakat. Di toko yang menjual handphone misalnya, hampir semua HP sudah dilengkapi dengan fasilitas Internet, utamanya facebook. Guru bisa memanfaatkan media jejaring social ini untuk mendekati siswa, berdiskusi, merangkum materi, mengerjakan tugas, dll. Siswa diarahkan menggunakan fb ini untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, tidak hanya narsis dengan up date status.
Artikel “Pembelajaran Asyik Sambil Facebook-an” menjadi semacam alternative pilihan pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mendekati sisi psikologis siswa. Karena popularitas facebook yang sedemikian besar (hampir 90% siswa memilki akun di FB), hal ini dapat dimanfaatkan oleh guru. Namun perlu ditekankan bahwa jejaring sosial ini hanya bagian dari pembelajaran, bukan menggantikan peran guru. Seorang guru harus tetap hadir dihadapan siswa memberikan pembelajaran secara langsung. Tujuan utama penggunaan jejaring sosial ini adalah didapatkannya informasi (feedback) dari siswa, sehingga guru tahu sampai dimana materi tersebut telah diserap oleh siswa.
Esti Widiawati
Guru SMP N 1 Klambu
Langganan:
Postingan (Atom)