Sabtu, 22 Oktober 2016

Sun three day...

Santri
       Hari ini tgl 22 oktober 2015 ditetapkan pemerintah sebagai  hari santri / Sun three (santri) day. Menurut berbagai sumber banyak alasan yang mendasari penetapan pemerintah tersebut diantaranya adalah peran para santri dalam upaya kemerdekaan Indonesia jaman doeloe. Istilah santri sendiri menurut wikipedia adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan Ilmu Agama Islam di suatu tempat yang dinamakan Pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai.
       Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) santri berarti (1) orang yg mendalami agama Islam; (2) orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh (orang yg saleh); (3)Orang yang mendalami pengajiannya dalam agama islam dengan berguru ketempat yang jauh seperti pesantren dan lain sebagainya.
       Bahkan ada yang berpendapat makna santri adalah bahasa serapan dari bahasa Inggris yang berasal dari dua suku kata yaitu sun dan three yang artinya tiga matahari. Matahari adalah titik pusat tata surya berupa bola berisi gas yg mendatangkan terang dan panas pada bumi pada siang hari. seperti kita ketahui matahari adalah sumber energi tanpa batas, Matahari pula sumber kehidupan bagi seluruh tumbuhan dan semuanya dilakukan secara ikhlas oleh matahari.Namun maksud tiga matahari dalam kata Sunthree adalah tiga keharusan yang dipunyai oleh seorang santri yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Semua ilmu tentang Iman, Islam dan Ihsan dipelajari dipesantren menjadi seorang santri yang dapat beriman kepada Allah secara sungguh-sungguh, berpegang teguh kepada aturan islam. serta dapat berbuat ihsan kepada sesama.

Pesantren
       Pesantren / pondok di Indonesia ada dua jenis yaitu pondok modern dan ada juga pondok tradisional (salaf). Perbedaan keduanya hanya terletak pada ilmu yang diajarkannya pesantren salaf adalah sebuah pesantren yang mengajarkan ilmu-ilmu agama saja kepada para santri.  Atau, kalaupun ada ilmu umum, maka itu diajarkan dalam porsi yang sangat sedikit.  Umumnya, ilmu agama yang diajarkan meliputi Al-Quran, hadits, fikih, akidah, akhlak, sejarah Islam, faraidh (ilmu waris Islam), ilmu falak, ilmu hisab, dan lain-lain.  Semua materi pelajaran yang dikaji memakai buku berbahasa Arab yang umum disebut dengan kitab kuning, kitab gundul, kitab klasik atau kitab turots.
       Sedangkan pesantren modern lebih banyak  mengajarkan ilmu umum dari pada kitab kuning, biasanya juga sistemnya klasikal, dan ada penekanan pada bahasa Arab dan bahasa Inggris untuk percakapan. Beberapa pesantren modern membuat kurikulum sendiri dan sebagian mengikuti kurikulum pemerintah.

Mondok sebuah Pilihan
       Pada era 90an muslimah di Indonesia masih jarang memakai kerudung (jilbab) karena memang secara kultral Indonesia terdiri dari beragam suku dan agama. Pemerintah sendiri  waktu itu tidak memiliki aturan berpakaian tertutup bagi pelajar muslimah. Bahkan ada sekolah yang “menghukum” siswinya jika berkerudung di sekolah dengan alasan tidak sesuai dengan aturan seragam disekolah formal.
       Baru sekitar tahun 2000an ada aturan jelas mengenai pelajar muslimah yang memilih untuk berkerudung.  Rupanya peningkatan kehidupan beragama di kalangan pelajar juga berimbas pada meningkatnya minat pelajar untuk mondok. Sehingga banyak bermunculan pondok yang mempersilahkan santrinya untuk menuntut ilmu di sekolah umum diluar pondok.
       Beberapa pondok pesantren modern juga mengadakan sistem pembelajaran dengan Boarding School yaitu sistem sekolah dengan asrama, dimana peserta didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu biasanya satu semester diselingi dengan berlibur satu bulan sampai menamatkan sekolahnya (Arsy Karima Zahra, 2008: 145).
       Ada beberapa fenomena menarik mengenai dunia pesantren dimana dulu anak-anak yang dimasukkan pesantren dianggap sebagai anak yang bermasalah, baik dari segi kehidupan sosial (misalnya narkoba, miras, hamil diluar nikah, dll) juga terkadang bermasalah dalam hal biaya (misalnya anak buangan, anak yatim, kaum duafa, dll). Namun sekarang modok merupakan alternatif pendidikan remaja yang sangat menarik, mengingat kehidupan sosial remaja sekarang yang sangat dekat dengan free sex, narkoba, penurunan moral, arus informasi dunia maya yang tidak terbendung, dan masih banyak lagi.
       Kecenderungan orang tua memondokkan anaknya merupakan upaya pencegahan penyakit masyarakat. Hal ini dikarenakan pondok pesantren memilki aturan-aturan yang cukup ketat, juga aktifitas positif bagi santrinya.
       Misalnya adanya aturan dilarang memakai alat transportasi motor dalam perjalanan dan hanya diperkenankan naik sepeda. Selain mendidik kesederhanaan tentu saja hal ini akan mencegah santri untuk keluyuran kemana-mana yang akan mengakibatnya pergaulan bebas.
       Aturan tidak memakai alat komunikasi HP, tujuanya jelas akan mencegah arus informasi dari internet dan menjamurnya sosial media. Santri juga memiliki kewajiban menjalankan kewajiban agama (sholat berjamaah, ngaji) tepat waktu, sehingga akan lebih cermat dalam memanfaatkan waktu luang.
       Banyak pelajar sekolah umum yang juga mondok justru memiliki prestasi yang luar biasa dibandingkan pelajar yang kost ataupun tinggal bersama orang tuanya. Terbiasa hidup dalam kesederhanaan dan senantiasa menjalankan kehidupan agamis membuat para santri tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, jauh dari hedonisme, dan bersikap santun.
       Dalam kehidupan era informasi yang tanpa batas sekarang kehidupan pesantren menjadi pilihan yang sangat menarik bagi orang tua yang menginginkan anaknya tumbuh dalam lingkungan yang baik dan agamis. Ayo mondok..!


Penulis : Esti Widiawati