Kamis, 10 Maret 2016

Gerhana Matahari Total - 9 Maret 2016

     Gerhana matahari merupakan fenomena alam yang unik, dimana pada siang hari ketika seharusnya Matahari menyinari Bumi cahayanya tertutupi oleh bayangan bulan sehingga suasana di beberapa tempat di Bumi gelap. Hal itu bisa terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari,sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari.
Gerhana Matahari
     Fenomena Gerhana Matahari maupun Bulan ternyata sudah lama dipelajari orang Babilonia. Mereka melakukan pengamatan terhadap pergerakan bintang, bulan, dan matahari selama berabad-abad. Berdasarkan pengatamannya diketahui ada tiga unsur utama yang diperhitungkan: kurun waktu peredaran bulan hingga kembali pada fase semula, bulan sinodis atau 29,9 hari. Kemudian kurun waktu 27,2 hari, yang disebut bulan nodis atau bulan drakonis, yaitu saat bulan kembali melampaui titik simpul yang sama dengan bidang ekliptika. Unsur ketiga ialah bulan anomalistik, yang disebabkan jarak antara bulan dan bumi berubah-ubah, ditambah gerakan sumbu bulan, seperti gasing. Kurun waktu ini berlangsung selama 27,5 hari. Nah, kelipatan persekutuan terkecil ketiga kurun waktu tadi ialah 18 tahun 11 1/3 hari! Oleh astronom dan matematikawan Jerman F.W Bessel kemudian dirumuskan dalam seperangkat rumus. Serangkaian jenis gerhana matahari – total, sebagian, atau cincin –dan gerhana bulan cenderung berulang setelah 18 tahun (surya) 11 1/3 hari (atau 10 hari jika terdapat 5 tahun kabisat).

Dampak yang Terkait dengan Gerhana Matahari
     Menurut laporan NASA pada waktu Gerhana Matahari posisi planet Jupiter juga berada pada garis yang sama dengan lintasan Bumi dan Matahari. Dibeberapa tempat, misalnya Alaska (AS) warga setempat bahkan bisa melihat planet terbesar itu karena garis edarnya berada di titik yang terdekat dengan Bumi.
     Peristiwa Gerhana Matahari Total ternyata juga mempengaruhi beberapa peilaku hewan. Misalnya menurut pengamata LIPI di Palu, Sulawesi Selatan, perilaku kelelawar yang merupakan hewan nokturnal aktif beraktifitas ketika gerhana karena suasana gelap. Demikian juga serangga yang pada saat kondisi normal akan mengeluarkan suara disaat gelap pada saat Gerhana juga menunjukkan aktifitas yang serupa. Begitu juga katak dari jenis makro chila jadi aktif bersahut-sahutan. Lumba-lumba pada waktu Gerhana Matahari juga menunjukkan aktifitas yang cenderung kalem, hanya sesekali naik untuk bernafas. Kecenderungan berkurangnya aktifitas hewan karena pengaruh suasana gelap.
     Sedangkan dampak Gerhana ini terhadap kehidupan manusia hampir tidak ada. Namun Gerhana Matahari menyebabkan jarak antara Bumi dengan Matahari berubah, sehingga mempengaruhi gravitasi. Pada saat Gerhana jarak antara Bumi-Bulan-Matahari semakin dekat, sehingga mengakibatkan gaya tariknya meningkat sehingga  gravitasi bumi menjadi semakin kecil.
     Magnet Bumi sendiri juga mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan terjadinya Gerhana Matahari Total akan menutup proses pemanasan dan ionisasi di lapisan ionosfer sehingga "arus ionosfer" terganggu, kejadian ini akan mengakibatkan gangguan medan magnet bumi.
Telur dapat berdiri tanpa ditopang
     Peristiwa unik pada saat Gerhana Matahari yang dapat kita amati adalah telur dapat berdiri tanpa ditopang dengan benda lainnya. Hal ini disebabkan menurunnya resultante gravitasi Bumi sehingga mempengaruhi pula benda-benda dipermukaan Bumi seperti telur tersebut. Bahkan sebenarnya pada saat Gerhana tersebut berat badan kita juga menurun meskipun hanya beberapa miligram dan hanya beberapa menit. Peristiwa ini akan dapat dirasakan ketika kita melompat akan terasa lebih ringan akibat rendahnya gravitasi Bumi.


Penulis : Esti Widiawati